Posts

Showing posts from December, 2012

Beda Kendaraan Beda Obroan

Image
Saat bepergian, kita menggunakan berbagai moda guna sampai ke tujuan. Naik kereta, lalu bus, disambung naik becak. Akibat budaya Indonesia yang gemar basa-basi ramah, tiap moda menawarkan percakapan. Sadar atau tidak, tiap moda itu punya cerita dan gayanya masing-masing. Bila Anda memilih kereta, pesawat atau perahu, Anda akan menyapa penumpang sebelah. Biasanya kalian saling tanya asal dan tujuan. Bila perjalanan lebih dari empat jam, bisa jadi ia bertanya lebih jauh soal akan apa di tujuan dan berapa lama di sana. Bisa pula ia tawarkan makanan sambil berbagi humor. Kadang ada penumpang yang mengajak ngobrol kru. Bila bertemu orang dari daerah sama, atau pernah Anda tinggali, Anda akan membangun obrolan syarat nostalgia. Hal yang sama terjadi di bus antarkota. Bedanya, di sini kondektur atau pengamen pun bisa ikut serta merumpi. Kalian bisa bertukar pengalaman. Bila itu bis dalam kota, hal-hal barusan lebih kecil mungkin terjadi. Di situ tak banyak basa-basi. Turun dari ke...

Hansamo Kolaborasikan Korea dan Sunda

Image
Q-Girls menampilkan tarian silangbudaya antara lagu pop Korea dan lagu Tokecang di Hansamo Culture Fest, di Festival Citylink, Minggu (25/11) kemarin   Sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata Korea saat ini. Kuliner, serial televisi, drama, hingga fashion pun sudah mulai terkoreanisasikan. Hal ini membuat sebagian produk-produk hasil dari budaya lokal kurang diminati oleh beberapa kalangan, khususnya anak muda yang menyukai produk dari negeri ginseng ini. Namun beberapa anak muda yang menyukai Korea ternyata tidak melupakan kebudayaannya sendiri. Mereka adalah Hansamo Modern Dance. Dalam pentasnya, Hansamo acap kali menyertakan kebudayaan lokal ke dalam acara mereka. Salah satunya grupnya, Q Girls, bahkan membawakan tarian silangbudaya antara lagu The Boys milik girlband Korea SNSD dan Tokecang. Mereka tampilkan di acara Hansamo Culture Festival (25/11) di Festival Citylink . Menurut Citra, membuat koreografi asimilasi dari budaya Indonesia dan Korea tida...

Budaya Travel

Image
Oleh Rio Rahadian Ilustrasi kolektivitas wisatawan lokal. (wisataciamis.com) Cobalah pergi ke pantai Pangandaran, Jawa Barat. Seringkali kita bertemu turis asing yang berjalan-jalan. Mereka berbekal peta, menjinjing botol minum, dan menggendong ransel. Sering kita lihat bule pergi sendirian, berdua, paling banyak bertiga. Mereka berkeliling pantai cukup bertiga saja. Kalau pun ramai-ramai, biasanya karena ada pemandu wisata. Di sudut lain, masih di pantai yang sama, kita bisa menemukan turis lokal. Pakaian memang sama saja. Bedanya, turis lokal lebih sering berkelompok. Jumlahnya paling sedikit lima, bahkan bisa mencapai belasan. Biasanya mereka adalah kawanan dalam rangka touring mengisi liburan. Ada pula yang rombongan study tour dari sekolah. Tak jarang mereka berfoto bersama di pinggir pantai. Kebiasaan ini rupanya memang cerminan budaya. Bagi turis asing dari budaya individualis, bepergian cukup sedikit orang. Budaya individualis misalnya Amerika utara, Australia dan ne...