Tinggal di Amerika dan Hambatan Budaya
Figure 1: Gedung kongres Amerika Serikat, The Capitol. (Rio Tuasikal) Saya adalah penggemar berat mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya (Thanks to bu Iin dosen favorit saya ketika kuliah). Namun, segala pengetahuan itu sepertinya tidak berarti apa-apa ketika saya tinggal di Amerika Serikat. Selalu ada canggung, selalu ada malu, selalu ada salah. Saya sudah dua pekan tinggal di College Park, Maryland, sebagai bagian dari program PPIA-VOA Fellowship di Washington D.C. Saya bekerja di VOA Indonesian Service di mana seluruhnya adalah orang Indonesia, dan tinggal di rumah seorang diaspora Indonesia bersama setidaknya 5 orang Indonesia lain. But most of the time I do everything alone: commute, groceries shopping, you name it. So I need to face cultural barrier like every single hour. Contoh paling sederhana adalah sapaan " hi, how you're doing ?" yang saya masih menerka-nerka kapan waktu yang cocok menggunakannya kapan tidak, kepada siapa, pada situasi seperti apa. ...