Aktivisme Digital: Efektif atau Tidak?
Apakah aktivisme daring bisa mendorong perubahan sosial? Jika iya, di mana kekuatan dan batasannya? Esai ini berusaha menjawab dengan memadukan pendapat ilmuwan sosial dari kubu optimis dan kubu kritis. Lewat dua perspektif ini kita akan melihat apa yang ditawarkan medsos untuk gerakan sosial, dan akhirnya menghindari jebakan slacktivism . Sumber foto: https://www.voaindonesia.com/a/penundaan-ruu-p-ks-semakin-ditunda-semakin-banyak-korban/5492115.html Retweet, hashtag, dan petisi online. Generasi yang lahir setelah tahun 90-an memang sangat dimudahkan oleh internet untuk menyuarakan apa yang dia percaya. Generasi muda bisa menunjukkan kepeduliannya terhadap apa saja—kesetaraan gender, hukum yang adil, pelestarian alam—lewat sentuhan jari di ponsel. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang perlu bersuara lewat unjuk rasa dan distribusi selebaran. Apa saja bukti kekuatan aktivisme daring? Pada 2011, rakyat Mesir menggunakan Twitter untuk menyatukan kekuatan politik dan menja...